Judul buku : Mahkota Cinta
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Cetakan : Cetakan ke-4, Juli 2007
Jmlh halaman : 140
Tebal :
Jenis Buku : Fiksi
Novel islami yang berjudul Mahkota Cinta ini menceritakan tentang perjalanan panjang seorang Ahmad Zul dalam mencari jati diri, kehidupan, dan cinta. Seorang zul dia memulai perjalanan dari semarang sebagai tempat lahirnya menuju kejakarta, dari Jakarta menuju batam, dari batam menuju Malaysia, dan kembali lagi ke Yogyakarta.
Dalam perjalanan ke Malaysia zul bertemu dengan siti martni, mereka ngobrol selama perjalanan, siti martini menceritakan pada zul perjalanan pahitnya ketika dia tahu bahwa suaminya itu adalah orang yang sangat berengsek dan menipu dia. Selama perjalanan zul; merasa mendapat petunjuk soalnya dia ga tahu harus ngelakuin apa. Dia belum pernah ke Malaysia makannya dia ga tahu tempat disana.
Sesampainya di Malaysia, zul bingung harus kemana dia tidak punya tujuan yang pasti, dia coba nelepon pa rusli orang yang disanrankan pak Hasan yang harus ditemui zul, tapi ga diangkat-angkat. Akhirnya siti martini mengajak zul ke rumahnya untuk menginap semalam ataudua malam sebelum dia ketemu sama pa rusli dan zul pun menyetujuinya.
Mereka langsung menuju rumah mari, sesampainya di rumah mari zul disambut oleh teman-teman mari. Malam itu jul tidur di rumah mari, keesokan harinya zul pergi meninggalkan rumah mari karena ingin menghindari Linda sekalian mencoba menghubungi ......
Setelah selesai makan Zul memutuskan pergi jalan-jalan keluar ke pusat kota, karena dia merasa tidak akan kua imannya jika terus bersama linda di rumah itu. Zul langsung keluar dari rumah itu dan meninggalkan Linda sendiri. Dari Subang Jaya zul menggunakan bus Rapid KL menuju terminal KL Sentral, di sana zul merasa bingung lalu dia berinuisiatif menghubungi Pak Rusli dan akhirnya dia dapat menghubungi pa Rusli, zul mengutarakan maksud dan tujuan dia dating ke Malaysia dan menghubungi pak Ruslipun karena pemberitahuan pak Hasan waktu zul berada di Batam. Dari Rapid KL jul menuju KTM dan turun di Mad Valley untuk bertemu dengan Pak Rusli.
Setelah sampai di Mad Valley Zul bertemu dengan pak Rusli dan mereka berbincang-bincang mengenai maksud dan tujuan Zul, disana zul di beri pengarahan dan arahan oleh pak Rusli untuk bias melanjutkan sekolah S2 di Universitas Malaya. Zul merasa bahagia sekali dan sangat bersemangat untuk menempuh hidup barunya, mereka mengelilingi Universitas Malaya untuk melihat-lihat dan mereka shalat ashar dulu di mesjid Akademi Pengajian Islam setelah itu pak rusli mengantarkan Zul bertemu dengan teman-temannya yang dari Indonesia.
Setelah beberapa lama mereka turun dari mobil, pak rusli dan zul langsung menuju sebuah apartemen tempat mahasiswa dari Indonesia yang akan dikenalkan pak rusli kepada Zul, sesampainya di apartemen itu zul disambut dengan ramah oleh penghuni rumah yaitu Sugeng, Yahya, Arif, Rizal, dan pak Muslim. Semua teman-teman barunya menceritakan latar belakang mereka yang dengan penuh susah payah berjuang hanya untuk meneruskan pendidikan mereka. Setelah beberapa lama penghuni flat itu kumpul semua, mereka memberikan semangat yang besar kepada zul untuk terus melanjutkan kuliahnya bahkan Yahya menawarkan zul untuk tinggal disana dan sekamar bareng sama Yahya, tak ada keraguan bagi zul untuk menolak tawaran tersebut dan akhirnya zul memutuskan untuk tinggal di flat tersebut bersama yahya dan teman-teman yang lainnya.
Dengan perasaan lega karena Zul sudah diterima oleh teman-teman barunya pak Rusli memutuskan uytuk pulang dan pak Ruslilangsung pamitan kepada semuanyya. Malamnya zul merasa punya semangat dan saran serta dorongan dari teman-temanya untuk bias menentukan langkah selanjutnya. Semua yang ada di rumah itu ingin memberikan bantuan semampunya.
Sugeng menawarkan diri untuk membantunya mengurus pendaftaran di UM. Karena Zul masuk ke Malaysia tanpa single entry maka urusan imigrasi pasti akan sedikit ada masalah. Rizal yang sudah punya pengalaman dalam masalah ini bersedia mendampingi Zul jika nanti harus berurusan dengan masalah visa. Yahya dan Arif akan membantu mencarikan Informasi kerja. Dan Pak Muslim, yang paling tua di rumah itu, menawarkan sepeda motornya jika akan digunakan Zul selama Pak Muslim melaksanakan penelitian di Sabah pak muslim menyarankan supaya zul dafar saja terlebih dahulu.
Sesudah itu zul menyetujui saran dari teman-teman barunya, dan zul memutuskan untuk kuliah di UM mengambil jurusan psikologi pendidikan, fakultas pendidikan. Keesokan zul mengurus berkas-berkas lamarannya ke UM di damping sugeng selama dua hari zul bolak balik kesana kesini menguruskan berkas dan berkasnya telah beres. Zul tinggal menunggu panggilan dari Universitas Malaya.
Selama menunggu panggilan dari UM Zul memutuskan untuk mencari kerja supaya bias mendapatkan uang ntuk pembayaran biaya kuliah jika dia bias diterima di UM. Setelah itu rizal mengajak zul untuk bekerja dengan semangat zul menerima ajakan rijal bekerja, mulai saat itu zul bekerja dengan penuh semangat bagaikan tanpa lelah terus bekerja setiap hari sampai malam, teman-temannya sangat senang melihat semangat zul untuk bekerja demi mendapatkan uang untuk kuliah.
Suatu hari ia ingat bahwa barang-barang yang dibawanya dari Indonesia masih tertinggal di rumah Mari dan zul hanya bisa mengirim SMS kepada Mari:
"Assalamu'alaikum Mbak Mari. Maaf ya, sy blm bs ke tmpt Mbak. Juga maaf pada wkt itu tdk smpt pamitan. Alhamdulillah sy sdh dpt kerja. Dan sdh dpt tmpt tnggl yg nyaman. Trs trng sy sdng sngt sibuk. Nnti jk sdh agak longgar sy k tmpt mbak untk ambil barang insya Allah. Terima kasih atas sgl kebaikannya ya. Dari adikmu: Zul."
Dalam SMS itu ia mengatakan sebagai adik Mari. Karena ia merasa Mari memang tepat dijadikan kakaknya. Dan saat bertemu untuk pertama kali ia merasakan Mari begitu baik. Dan seolah Mari menganggap dirinya sebagai adik.
Smsnya itu langsung dibalas oleh Mari,
"Wassalamu'alaikum wr wb. Alhdulillah kau ternyata masih hidup :) Aku smpat khwtir krn kau pergi dan dua bulan tdk ada kbrnya. Ya, smg sehat dan sukses. Barangbarangmu
masih terjaga dgn baik di sini. Oh ya skdr informasi, jk nnti ke sini mngkn tak akan bertm Mbak Iin lagi. Dia sdh pulang ke Indonesia tiga hari yang lalu. Dan kemngkinan besar tidak akan kembali lagi ke sini. Terima kasih telah menganggapku sebagai kakak. Selamat bekerja. O ya apakah ini nomor hpmu? Salam sayang dari kakakmu: Mari."
Ia bahagia sekali membaca SMS itu. Ia merasakan bahwa Mari memang orang yang tulus. Menolong dirinya tanpa pamrih apapun. Terkadang terbersit dalam pikirannya andai saja Mari masih gadis dan umurnya lebih muda darinya. la merasa bisa jatuh cinta padanya. Cepat-cepat ia menepis pikiran yang tidak-tidak itu. La lalu menjawab pertanyaan Mari,
"Mbak ini bukan nomor hp saya. Tapi nomor teman saya. Tapi saya punya alamat email. Jika ingin mengabarkan sesuatu kpd sy, ini alamatnya: zoel_guanteng@okaymail.com. Terima kasih."
Ia lalu menerima jawaban singkat dari Mari, "Ya. Baik."
Suatu hari datanglah surat keterangan dari Universitas Malaya yang meyatakan bahwa Zul diterima di sana. Selama tiga bulan Zul bekerja mati-matian untuk dapat menghidupi kehidupan dan dapat membayar uang registrasi kuliah.
Perkuliahanpun dimulai, zul sudah mendapatkan jadwal aktif kuliah, dia harus bias menyesuaikan waktu untuk kuliah, belajar, dan bekerja. Tak terasa satu semester telah dilewati Zul dengan penuh semangat dan harapan. Malam itu Kuala Lumpur hujan deras tengah malam zul bangun dari tidurnya, dia muhasabah diri mengingat hal-hal yang penah ia lakukan dulu.
Pagi harinya zul ingin bersilaturahmi kepada Mari dan akhirnya dia pergi kerumah mari , sesampainya di rumah mari zul kaget karena melihat mari sedang mau diperkosa oleh Warkum yang merupakan mantan suami mari. Dengan segera zul memukul warkum sampai warum merasa kesakitan dan minta maaf. Warkum langsung pergi setelah diancam oleh Zul. Setelah kejadian itu mari sangat berterimakasih pada zul, bahkan mari rela melakukan apapun demi zul, akhirnya zulpun pergi meninggalkan mari dengan membawa barang-barangnnya.
Zul mondar-mandir di ruang tamu, semua penghuni flat itu sudah tidur. Zul selalu membayangkan kejadian tadi siang yang dia alami, wajah mari selalu terbayang di ingatan zul. Ia sadar bahawa dia sudah dewasa tapi ia bingung harus berbuat apa, seandainya ia menikahi mari ia takut kuliahnya tidak beres, tapi kalau tidak begitu dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Dia mencoba bertanya pada yahya dan yahyapun memberi saran pada dia, kalau memang zul sangat mencintainya lebih baik zul menikahinya dengan catatan kuliah harus sampai beres.
Dua bulan berlalu setelah yahya mengajak zul berbicara dari ahti kehati dengan harapan semangat zul kembali pulih tetapi sayangnya zul masih saja murung dan banyak melamun dia tidak semangat dalam bekerja, berusaha dan belajar. Melihat sikap zul yang seperti itu Pak Muslim selaku orang yang paling tua di flat itu memanggil zul dan memberikan tiga pilihan pada zul, yang pertama zul harus melupakan mari dan konsentrasi pada kuliahnya, yang kedua zul harus menikahi mari tetapa kuliah juga harus tetap jalan, dan yang ketiga pak muslim membebaskan zul untuk hidup sesukanya dengan syarat tidak boleh tinggal di flat itu. Akhirnya zul memilih saran yang kedua, keesokan harinya zul siap berangkat ke rumah mari dengan tujuan untuk melamar mari dan diantar pak Muslim.
Sesampainya di rumah mari zul sangat terkejut karena rumah itu telah kosong, zul dan pak muslim bertanya pada tetangga rumah itu dan tetangga itu menunjukan Koran yang Menyatakan bahwa penghuni rumah itu semuanya di tangkap polisi karena melakukan praktek prostitusi, zul sangat kecewa dengan berita itu dan akhirnya mereka pulang lagi ke flat mereka dengan hati zul yang sakit.
Dengan kejadian itu zul semangat lagi untukj melanjutkan kuliah dan bekerja, seisi flat itu senang melihat semangat zul kembali pulih. Zul dengan penuh semangat melanjutkan kuliah dan akhirnya dia sebentar lagi dia akan menyandang gelar M.Ed. (Master Education). Waktu terus berjalan dan zul pun mendapat kebingungan antara melanjutkan kuliah S3 atau pulang ke Indonesia untuk mencari kerja, dia pergi ke rumah yahya dan menceritakan kegelisahannya pada yahya. Dengan penuh kesabaran yahya selalu menasehati zul dan memberikan arahan-arahan kepada zul untuk megambil keputusan yang terbaik.
Yahya menyarankan zul untuk segera menikah dan yahya mengenalkan zul pada seorang wanita teman istrinya yang merupakan seorang dosen namanya Prof. Madya Datin Laila Abdul Majid, Ph.D. Dia menyelesaikan S.2 dan S.3-nya di Birmingham. Zul sangat terkejut dan senang seandainya dia jadi menikah dengan wanita itu, tapi sayang wanita itu sudah dijodohkan oleh keluarganya.
Setlah itu zul pulang dengan naik bus mini kuning ke Hentian Kajang, sebelum naik bus mini zul bertemu dengan sumiyati yang dulu pernah bertemu di SUbang Jaya di rumah Mari, sumiyati menceritakan apa yang terjadi pada mereka di rumah itu dan kahirnya zul baru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, zul merasa sangat bahagia mendengar cerita itu.
Keesokan harinya yahya menghubingi zul dan mengasih tahu bahwa datin laela sudah di jodohkan dengan orang lain, zul sangat kecewa tapi di balik itu yahya memberikan kabar yang cukup menggembirakan bahwa di Indonesia tepatnya UNY (Universitas Yogyakarta) ada lowongan jadi Dosen S2 jurusan Sosiologi Pnedidikan. Zul memutuskan untuk langsung pulang dan melamar pekerjaan disana.
Tiga hari kemudian zul langsung pulang ke Indonesia menuju bandara Adi Sucipto Yogyakarta dan ia dijemput oleh Pak Muslim. Sesampainya di bandara zul bertemu dengan Pak Muslim dan pak Muslim mengajak zul kerumahnya, di rumah pak Muslim Zul menceritakan perjalanan hidupnya setelah Pak muslim pulang ke Indonesia.
Besoknya pak Muslim mengantarkan zul untuk memasukan lamaran pekerjaan ke UNY, sesudah itu pak Muslim bertanya pada zul apakah zul belum berencana menikah, dan pak Muslim mau mempertemukan zul dengan teman istrinya, pak Muslim menjelaskan bahwa teman istrinya itu sangat baik. Zul menurut saja dengan apa yang disarankan pak Muslim, yang bernama Agustina Siti Mariana Maulida, M.Ec.
Waktu terasa cepat berlalu dan akhirnya saat yang di sarankan pak Muslim untuk bertemu dengan Agustina tiba, setelah solah isya zul dan pak muslim langsung ulang kerumahnya dan ternyata istrinya Pak Muslim dan Agustina orang yang akan dikenalkan dengan zul sudah berada di rumah pak Muslim. Waaku itu zul sangat terkejut karena yang dia lihat adalah Mari orang yang ia cintai waktu di Subang Jaya Malaysia.
Malam itu adalah malam yang sangat bersejarah dan membahagiakan bagi Zul dan Mari. Mereka sepakat untuk menikah secepatnya. Dan dua minggu setelah itu mereka mengikrarkan akad nikah di Sragen. Di desa kelahiran Mari. Selanjutnya mereka hidup bersama dalam kesucian. Dan beribadah bersama, saling mendukung dan menguatkan, sujud bersama dalam bingkai mahkota cinta yang terbangun indah di atas mahligai iman dan takwa.
Secara garis besar buku novel islami ini sangat bagus, Bahasa yang digunakannya juga bagus kerana mudah dipahami oleh pembaca sehingga kita sebagai seoorang pembaca bias langsung pham akan isi novel tersebut.